Food combining merupakan suatu pola makan yang bersifat alami, sangat peduli lingkungan, dengan mengutamakan makanan segar dan alami seperti sayur-sayuran dan buah-buahan serta makanan organik yang tidak mengandung zat-zat kimia, serta memperhatikan metabolisme tubuh yang seimbang, sehingga sesuai dengan asam-basa tubuh, kemampuan fungsi pencernaan, dan siklus sistem pencernaan. Dengan begitu pencernaan menjadi lancar dan optimal, energi meningkat, dan pembentukan ampas dapat dibatasi. Metabolisme yang seimbang akan meningkatkan imunitas atau daya tahan tubuh dan vitalitas atau daya hidup. Vitalitas yang tinggi akan memberikan kemampuan bagi tubuh untuk melakukan penyembuhan, penurunan kelebihan badan, serta peremajaan alami.
Metabolisme tubuh yang tidak seimbang akan menyebabkan:
- Proses penyerapan gizi tidak optimal, sehingga energi yang terbentuk menjadi sedikit.
- Proses pembuangan sisa makanan dan sisa metabolisme lainnya tidak optimal, sehingga memungkinkan menyebabkan resiko toksemia, yaitu keracunan akibat toksin yang berlebihan di dalam tubuh.
- Proses pembelahan sel menjadi lebih cepat dan sering, yang akan menyebabkan berkurangnya kemampuan manusia untuk berumur panjang (degenerasi) dan dapat menambah berat badan.
Berkurangnya energi dan bertambahnya toksin dapat menyebabkan peradangan pada organ-organ vital, alergi yang berkepanjangan, dan kekebalan tubuh yang menurun, sehingga tubuh sangat rentan terhadap gangguan penyakit, kelebihan berat badan, dan penuaan dini.
Keseimbangan Asam-Basa
Keseimbangan asam-basa tubuh manusia (kecuali lambung) berkisar antara pH 7,35 - 7,45, artinya kondisi tubuh bersifat agak basa atau alkalin. Untuk menjaga kondisi tubuh tersebut, sebaiknya komposisi menu terdiri dari 70% makanan pembentuk basa (alkaline forming food) dan 30% makanan pembentuk asam (acid forming food). Contoh makanan pembentuk basa adalah sayur-sayuran dan buah-buahan. Sedangkan contoh makanan pembentuk asam adalah nasi dan aneka lauk daging. Keasaman dan kebasaan tubuh terhadap makanan dipengaruhi antara lain oleh kandungan protein dan jenis mineral yang paling dominan pada makanan. Untuk membedakan kedua jenis makanan ini dapat dilihat ciri-cirinya pada Tabel Perbedaan Makanan Pembentuk Basa dengan Makanan Pembentuk Asam.
Tabel Perbedaan Makanan Pembentuk Basa dengan
Makanan Pembentuk
Asam
Jenis Perbedaan
|
Makanan Pembentuk
Basa
|
Makanan Pembentuk
Asam
|
Kadar Protein | Sedikit sekali | Banyak/Cukup |
Kadar Mineral (Logam dan Non Logam) | Lebih banyak Kalium, Besi, Magnesium, Natrium, dan Kalsium (Logam) | Lebih banyak Sulphur, Phosphor, dan Chlor (Non Logam) |
Rasa | Bisa asam | Tidak selalu asam (misal ikan) |
Jenis Makanan | Semua sayuran, semua buah-buahan kecuali durian, semua sayuran buah kecuali tomat, yoghurt, susu mentah, millet (sejenis beras), kecambah. | Semua protein kecuali yoghurt, semua zat pati kecuali millet, tomat, tape, durian, semua makanan olahan, cuka, alkohol, soda, kopi. |
Kemampuan pencernaan manusia terbatas, dan tidak mampu mencerna lebih dari dua jenis zat gizi utama yang kadarnya sama-sama dominan dalam waktu yang bersamaan. Hal ini disebabkan karena setiap makanan mulai dicerna pada tempat yang berbeda, dalam kurun waktu yang berbeda, serta memerlukan jenis enzim pencerna yang berbeda juga yang bekerja dalam derajat keasaman atau pH yang berbeda pula. Zat pati atau hidrat arang kompleks, protein dan lemak adalah unsur gizi yang sangat mempengaruhi proses pencernaan, tidak boleh dikonsumsi dalam waktu yang bersamaan.
Siklus sistem pencernaan
Secara umum siklus sistem percernaan terbagi dalam tiga bagian aktivitas yang bekerja secara teratur dan sistematis setiap 24 jam sehari. Ketiga bagian aktivitas ini secara simultan terus aktif bekerja, tetapi pada setiap siklus, salah satu bagian aktivitas akan lebih intens bekerja dibandingkan dengan bagian aktivitas yang lainnya. Ketiga bagian aktivitas ini adalah :
- Aktivitas pencernaan, secara intensif bekerja pada jam 12.00 - 20.00
- Aktivitas penyerapan/asimilasi, secara intensif bekerja pada jam 20.00 - 04.00
- Aktivitas pembuangan, secara intensif bekerja pada jam 04.00 - 12.00
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas, maka pola makan food combining adalah sebagai berikut :
- Menu sarapan hanyalah buah, baik dipotong ataupun dijus, dengan takaran yang cukup mengenyangkan, di makan secara perlahan-lahan dan sedikit-sedikit.
- Buah tidak dimakan bersamaan atau sesudah makanan sumber protein dan zat pati. Makanlah buah dulu sekitar 10 sampai 30 menit, barulah makan makanan yang lainnya.
- Untuk makan siang dan makan malam, makanlah makanan sumber protein atau zat pati, tapi tidak dimakan secara bersamaan. Misalkan untuk makan siang makan makanan yang didominasi sumber protein, maka malamnya makan makanan yang didominasi oleh sumbet zat pati, sehingga dalam sehari semua zat gizi tercukupi.
- Protein sebaiknya satu macam saja misalkan ikan atau daging saja. Zat pati boleh lebih dari satu macam, seperti nasi dengan perkedel kentang, atau mie goreng dengan jagung.
- Sayuran harus disertakan pada saat makan sumber protein dan zat pati untuk menjaga keseimbangan asam- basa. Porsi sayuran sebaiknya antara dua sampai tiga kali lipat dari porsi sumber protein atau zat pati, dengan memasukkan sayuran mentah, baik itu sebagai lalapan, salad, atau dijus.
- Hindari makanan-makanan yang banyak diolah, seperti makanan siap saji, makanan kalengan, makanan awetan, sebaiknya makan makanan yang masih segar.
Sebagai contoh dari menu makan sehari ala food combining dapat dilihat di bawah ini pada Tabel Contoh Satu Menu Makan ala Food Combining.
Tabel Contoh Satu Menu Makan ala Food Combining
Waktu Makan
|
Menu Makanan
|
Pagi | 1 gelas air putih hangat, serta 1 atau 2 gelas jus apel segar (boleh lebih) |
Siang | 1 porsi nasi + 2 potong perkedel kentang + 1 porsi sayur sop + 1 gelas jus mentimun segar |
Sore | 1 gelas sedang susu murni atau 1 buah pisang ambon,atau 1 porsi salad buah |
Malam | 1 butir telur + tahu/tempe dengan dengan 1 gelas jus wortel |
Sebelum Tidur | 1 cangkir teh atau I gelas air putih hangat |
Daftar Pustaka
Artikel Food Combining, Kiat Langsing dan Sehat Tanpa 'Diet', Oleh : Andang W. Gunawan
0 Response to "Food Combining"